Senin, 23 Juli 2018

Kamu tidak perlu merasa cantik untuk bisa menyayangi tubuhmu


 

Setiap wanita yang pernah Aku temui seringkali menghabiskan waktu yang tidak menyenangkan di depan cermin. Saat sendirian, sambil memandangi bayangannya,dan tidak ada filter Instagram yang dapat menghaluskan sisi tubuh yang tidak disukai. Terlalu banyak gadis dan wanita, melihat sosok mereka sendiri diselingi dengan perasaan berat karena merasa tidak cukup baik.

Tanggapan budaya kita terhadap kebencian tubuh meluas  dari menilai tidak sempurna menjadi menghina. Kita mengharapkan wanita untuk dipenuhi dengan keyakinan dan kepekaan tubuh ketika di saat yang sama kita hidup di dunia yang mengajarkan kita bahwa tubuh kita tidak akan pernah bisa diterima. Kita dinasihati untuk secara ajaib menemukan kemampuan untuk mencintai segala sesuatu tentang tubuh kita ketika menghadapi gempuran periklanan oleh perusahaan yang mendapat manfaat dari rasa malu kita terhadap tubuh kita sendiri. Kita diberitahu untuk menempelkan plester luka pada luka psikologis kita dalam bentuk plester yang mengatakan, "Kamu cantik."

Memberitahu wanita bahwa mereka cantik bukanlah metode yang efektif untuk meningkatkan citra tubuh. Penelitian terbaru menunjukkan cara yang lebih baik.
Dalam serangkaian penelitian yang baru-baru ini dilaporkan dalam Psychology of Women Quarterly, menunjukan bahwa beberapa jenis latihan menulis dapat secara signifikan meningkatkan kepuasan tubuh wanita muda. Tak satu pun dari latihan ini meminta wanita untuk merasa cantik bagaimanapun penampilan mereka atau merasa percaya diri dengan penampilan mereka. Sebaliknya, mereka menawarkan kerangka berpikir yang berbeda tentang tubuh- kerangka berpikir yang berdasarkan pada kebaikan dan rasa syukur terhadap tubuhmu, bahkan jika kamu merasa tubuhmu tidak sempurna atau mengecewakan.

Pada penelitian tersebut, secara acak  perempuan ditugaskan untuk menghabiskan sepuluh menit untuk menulis satu dari beberapa jenis surat untuk mereka sendiri. Mereka duduk sendirian di depan komputer, mengetik surat mereka selama sepuluh menit, kemudian mengambil waktu lima menit untuk meninjau dan mengedit surat itu. 
Kami mengidentifikasi surat yang  memiliki dampak langsung dan positif terhadap kepuasan tubuh dan meningkatkan emosi positif yang dirasakan wanita. Dorongan pertama yang efektif diadaptasi dari latihan self-compassion yang dikembangkan oleh profesor Universitas Texas, Kristen Neff. Kami meminta para wanita untuk menulis surat kepada diri mereka sendiri dari sudut pandang seorang teman khayalan yang dapat menerimanya apa adanya. “Bayangkan teman ini dapat melihat semua kekuatan dan kelemahan Anda,”  “Renungkan apa yang dirasakan teman ini terhadap Anda: Anda dicintai dan diterima sesuai dengan keadaan Anda saat ini.” Desakan kedua serupa, tetapi terfokus pada tubuh. Dalam kondisi ini, para wanita menulis secara khusus tentang apa yang ingin diceritakan seorang teman khayalan yang menerimanya tanpa syarat.
Surat-surat yang ditulis para wanita itu menakjubkan. Mereka terkadang membuat tim peneliti menangis. Seorang wanita dalam kondisi penuh kasih sayang terhadap tubuh menulis, “Nah, temanku, ini dia. Kamu mendengarkan media, suara-suara yang kemudian memberi tahu kamu bahwa tubuhmu salah, tidak diinginkan, dan cacat. Tapi dengarkan aku. Tubuhmu luar biasa. Kamu melihat ketidaksempurnaan, tetapi Aku melihat kekuatan. . .Aku melihat bahu lembut untuk bersandar dan jari-jari elegan untuk menciptakan musik. Aku melihat mata yang penuh pengertian dan senyuman yang bisa menerangi ruangan. ”Tidak masalah apakah kita meminta wanita untuk fokus pada tubuh mereka atau tidak: Menghabiskan 15 menit pada surat-surat yang penuh cinta pada diri ini membuat mereka dalam suasana hati dan perasaan yang lebih baik, lebih positif tentang bagaimana mereka terlihat.

Kami melihat hasil yang sama dari surat yang dirancang untuk mendorong wanita melihat tubuh mereka dalam hal apa yang dilakukannya dan bukan bagaimana tampilannya. Instruksi yang diberikan adalah "Pikirkan tentang semua yang dilakukan tubuh Anda dan bagaimana itu membantu Anda melakukan hal-hal yang ingin Anda lakukan setiap hari,". Alih-alih bersimpati pada kekurangan yang dirasakan, dorongan ini membuat wanita menunjukkan rasa syukur terhadap tubuh mereka. Seorang wanita menulis, “Terima kasih, tangan, karena membiarkanku melukis, menulis, dan mengetikkan surat ini sekarang. Tanpa kamu, Aku tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya memegang tangan seseorang yang Aku cintai. Terima kasih, mata, karena telah membiarkanku melihat dunia, yang baik dan yang buruk. . . Tanpa tubuhku,Aku tidak akan pernah tahu rasanya merebahkan diri ke tempat tidur di penghujung hari yang panjang, atau berbaring di pantai di bawah sinar matahari. Aku tidak akan pernah bisa merasakan pelukan ibuku. ”
Di dunia di mana para wanita diajari untuk melihat tubuh mereka sebagai objek, dorongan ini mengingatkan penulis surat bahwa tubuh mereka tidak hanya untuk dilihat.

Jika kamu ingin memperbaiki citra tubuhmu, berhentilah mencoba menyukai setiap hal kecil yang kamu lihat di cermin. Lupakan tentang kampanye yang memaksa Kamu untuk merasa cantik seperti apa adanya diri kamu. Karena kamu tidak harus merasa cantik untuk perduli terhadap tubuhmu. Sebaliknya, keluarkan pena dan kertas (atau laptop), dan tulislah surat yang memanfaatkan belas kasih yang begitu sering kita rasakan untuk orang lain, tetapi gagal kita berikan untuk diri kita sendiri. Kamu bisa menunjukkan kebaikan, rasa hormat, dan rasa syukur tanpa mengubah satu pun dari penampilan kamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar