
Setiap wanita yang pernah Aku temui
seringkali menghabiskan waktu yang tidak menyenangkan di depan cermin. Saat
sendirian, sambil memandangi bayangannya,dan tidak ada filter Instagram yang
dapat menghaluskan sisi tubuh yang tidak disukai. Terlalu banyak gadis dan
wanita, melihat sosok mereka sendiri diselingi dengan perasaan berat karena
merasa tidak cukup baik.
Tanggapan budaya kita terhadap kebencian
tubuh meluas dari menilai tidak sempurna
menjadi menghina. Kita mengharapkan wanita untuk dipenuhi dengan keyakinan dan
kepekaan tubuh ketika di saat yang sama kita hidup di dunia yang mengajarkan
kita bahwa tubuh kita tidak akan pernah bisa diterima. Kita dinasihati untuk
secara ajaib menemukan kemampuan untuk mencintai segala sesuatu tentang tubuh
kita ketika menghadapi gempuran periklanan oleh perusahaan yang mendapat
manfaat dari rasa malu kita terhadap tubuh kita sendiri. Kita diberitahu untuk
menempelkan plester luka pada luka psikologis kita dalam bentuk plester yang
mengatakan, "Kamu cantik."
Memberitahu wanita bahwa mereka cantik
bukanlah metode yang efektif untuk meningkatkan citra tubuh. Penelitian terbaru
menunjukkan cara yang lebih baik.
Dalam serangkaian penelitian yang
baru-baru ini dilaporkan dalam Psychology of Women Quarterly, menunjukan bahwa
beberapa jenis latihan menulis dapat secara signifikan meningkatkan kepuasan
tubuh wanita muda. Tak satu pun dari latihan ini meminta wanita untuk merasa cantik
bagaimanapun penampilan mereka atau merasa percaya diri dengan penampilan
mereka. Sebaliknya, mereka menawarkan kerangka berpikir yang berbeda tentang
tubuh- kerangka berpikir yang berdasarkan pada kebaikan dan rasa syukur
terhadap tubuhmu, bahkan jika kamu merasa tubuhmu tidak sempurna atau
mengecewakan.
Pada penelitian tersebut, secara
acak perempuan ditugaskan untuk
menghabiskan sepuluh menit untuk menulis satu dari beberapa jenis surat untuk
mereka sendiri. Mereka duduk sendirian di depan komputer, mengetik surat mereka
selama sepuluh menit, kemudian mengambil waktu lima menit untuk meninjau dan
mengedit surat itu.
Kami mengidentifikasi surat yang memiliki dampak langsung dan positif terhadap
kepuasan tubuh dan meningkatkan emosi positif yang dirasakan wanita. Dorongan
pertama yang efektif diadaptasi dari latihan self-compassion yang
dikembangkan oleh profesor Universitas Texas, Kristen Neff. Kami meminta para
wanita untuk menulis surat kepada diri mereka sendiri dari sudut pandang
seorang teman khayalan yang dapat menerimanya apa adanya. “Bayangkan teman ini
dapat melihat semua kekuatan dan kelemahan Anda,” “Renungkan apa yang dirasakan teman ini
terhadap Anda: Anda dicintai dan diterima sesuai dengan keadaan Anda saat ini.”
Desakan kedua serupa, tetapi terfokus pada tubuh. Dalam kondisi ini, para
wanita menulis secara khusus tentang apa yang ingin diceritakan seorang teman
khayalan yang menerimanya tanpa syarat.
Surat-surat yang ditulis para wanita itu
menakjubkan. Mereka terkadang membuat tim peneliti menangis. Seorang wanita
dalam kondisi penuh kasih sayang terhadap tubuh menulis, “Nah, temanku, ini
dia. Kamu mendengarkan media, suara-suara yang kemudian memberi tahu kamu bahwa
tubuhmu salah, tidak diinginkan, dan cacat. Tapi dengarkan aku. Tubuhmu luar
biasa. Kamu melihat ketidaksempurnaan, tetapi Aku melihat kekuatan. . .Aku melihat
bahu lembut untuk bersandar dan jari-jari elegan untuk menciptakan musik. Aku
melihat mata yang penuh pengertian dan senyuman yang bisa menerangi ruangan.
”Tidak masalah apakah kita meminta wanita untuk fokus pada tubuh mereka atau
tidak: Menghabiskan 15 menit pada surat-surat yang penuh cinta pada diri ini
membuat mereka dalam suasana hati dan perasaan yang lebih baik, lebih positif
tentang bagaimana mereka terlihat.
Kami melihat hasil yang sama dari surat
yang dirancang untuk mendorong wanita melihat tubuh mereka dalam hal apa yang
dilakukannya dan bukan bagaimana tampilannya. Instruksi yang diberikan adalah
"Pikirkan tentang semua yang dilakukan tubuh Anda dan bagaimana itu
membantu Anda melakukan hal-hal yang ingin Anda lakukan setiap hari,". Alih-alih
bersimpati pada kekurangan yang dirasakan, dorongan ini membuat wanita
menunjukkan rasa syukur terhadap tubuh mereka. Seorang wanita menulis, “Terima
kasih, tangan, karena membiarkanku melukis, menulis, dan mengetikkan surat ini
sekarang. Tanpa kamu, Aku tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya memegang
tangan seseorang yang Aku cintai. Terima kasih, mata, karena telah membiarkanku
melihat dunia, yang baik dan yang buruk. . . Tanpa tubuhku,Aku tidak akan
pernah tahu rasanya merebahkan diri ke tempat tidur di penghujung hari yang
panjang, atau berbaring di pantai di bawah sinar matahari. Aku tidak akan
pernah bisa merasakan pelukan ibuku. ”
Di dunia di mana para wanita diajari
untuk melihat tubuh mereka sebagai objek, dorongan ini mengingatkan penulis surat
bahwa tubuh mereka tidak hanya untuk dilihat.
Jika kamu ingin memperbaiki citra
tubuhmu, berhentilah mencoba menyukai setiap hal kecil yang kamu lihat di
cermin. Lupakan tentang kampanye yang memaksa Kamu untuk merasa cantik seperti
apa adanya diri kamu. Karena kamu tidak harus merasa cantik untuk perduli
terhadap tubuhmu. Sebaliknya, keluarkan pena dan kertas (atau laptop), dan
tulislah surat yang memanfaatkan belas kasih yang begitu sering kita rasakan
untuk orang lain, tetapi gagal kita berikan untuk diri kita sendiri. Kamu bisa
menunjukkan kebaikan, rasa hormat, dan rasa syukur tanpa mengubah satu pun dari
penampilan kamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar