Kamis, 30 Juli 2015

Indonesia is for Sale




Reviu Film : The New Rules of the World

Film ini menunjukan betapa mengenaskannya fakta dunia mengenai Globalisasi.  Globalisasi yang katanya mensejahterahkan, mengagungkan keadilan bagi seluruh umat manusia tanpa memperdulikan ras,suku,bangsa, dan budaya, ternyata malah menindas dan menghancurkan banyak negara, terutama negara-negara miskin.
Salah satu negara yang ditindas itu adalah Indonesia. Fakta bahwa Indonesia merdeka sejak tahun 1945 hingga sekarang adalah palsu. Indonesia sesungguhnya masih dijajah oleh negara-negara asing yang mengambil alih banyak sekali sumber daya alam yang seharusnya milik rakyat Indonesia. Indonesia yang sebenarnya kaya akan sumber daya alam dibandingkan negara manapun didunia, kini menjadi negara yang miskin dan mengemis.
Indonesia dikenal oleh masyarakat luar, terutama pengusaha-pengusaha asing sebagai negara yang memiliki upah buruh yang paling rendah. Dikarenakan banyak rakyatnya yang miskin dan banyaknya pengangguran, mereka rela bekerja apapun dengan gaji berapapun. Peraturan pemerintah mengenai upah buruh juga seolah memberi jalan bagi perusahaan asing untuk  semakin meraup untung di Indonesia.  Segala macam produk-produk terkenal, seperti Nike dan Adidas, banyak diproduksi di Indonesia dengan upah buruh yang sangat rendah, tetapi dijual dengan harga yang sangat tinggi. Contohnya salah satu celana bermerk yang di produksi di Indonesia, dijual dengan harga pasaran sebesar 1,4 juta rupiah per celana dan satu buruh dapat memproduksi minimal 3000 celana per harinya. Tetapi berapa keuntungan yang mereka dapat ? mereka gaji mereka ? hanya 5000 perak per hari. Sangat-sangat tidak sebanding.  Bahkan para buruh dipekerjakan dengan sangat tidak manusiawi. Mereka bekerja 60 jam/minggu. Dari jam 8 pagi hingga 12 malam.  Bahkan ada buruh yang bekerja seharian, tanpa diperbolehkan duduk.
Perusahaan asing dengan mudahnya mendirikan usaha-usahanya dan mengelolah sumber daya alam. Dikarenakan tidak adanya relokasi perdagangan,mereka seenaknya membangun banyak bangunan dan pabrik. Di Indonesia terutama Jakarta, dibangun berbagai macam bangunan, mulai dari toko-toko bangunan, perusahaan minyak,jalan tol dan hotel-hotel mewah. Padahal banyak yang tidak mengetahui, semua itu bisa dibangun berdasarkan pembunuhan massal 1 juta manusia yang terjadi pada masa Presiden Soeharto  berpuluh-puluh tahun yang lalu. Malangnya, peristiwa ini jarang sekali dibahas, ditambah dengan sedikitnya bukti dari peristiwa ini. Faktanya, Presiden Soeharto dengan bantuan dari orang-orang Barat dengan kejam membunuh rakyatnya sendiri. Pada masa Soeharto semua rakyat yang menentang pemerintah, dibunuh. Soeharto juga membunuh orang-orang penting yang mendukung Soekarno. Beginilah cerita mengerikan Indonesia pasca yang katanya sudah merdeka.
Sejatinya, bagaimana hal ini bisa terjadi ? Setelah lepas dari jajahan Belanda dan Jepang, mengapa Indonesia begitu mudah direngut lagi kekayaan dan kejayaannya ? Film ini mengungkapkan hal-hal yang selama ini tidak banyak orang ketahui, bahkan mungkin oleh masyarakat Indonesia sendiri. Film ini mengungkapkan fakta dan sejarah mengapa Indonesia menjadi negara yang begitu miskin hingga sekarang.
Indonesia telah dijajah oleh Belanda selama kurang lebih 300 tahun lamanya. Waktu ini bukan waktu yang singkat. Waktu ini tidak hanya merenggut kekayaan alam, tetapi malangnya, juga merenggut jati diri bangsa Indonesia. Mungkin hal inilah yang menyebabkan rakyat Indonesia sampai sekarang sangat mudah terpengaruh oleh ajakan-ajakan,berita-berita dan propaganda yang menyesatkan.
Sebenarnya, sejak Indonesia merdeka 1945, Soekarno dapat memimpin bangsa Indonesia dengan baik dan tegas. Presiden Soekarno tidak membiarkan sembarangan perusahaan asing masuk ke Indonesia. Semua orang asing yang masuk dan ingin mendirikan perusahaan di Indonesia, harus membagi hasil usahanya,  40% untuk Indonesia dan 60% untuk perusahaan tersebut. 40 % untuk Indonesia tersebut dihitung menggunakan Dollar dan 60 % dihitung menggunakan Rupiah. Hal ini menyebabkan bangsa Barat yang sangat ingin menguasai kekayaan alam Indonesia kebingungan, mereka tidak akan mendapatkan keuntungan yang besar jika menggunakan kebijakan Presiden Soekarno tersebut. Oleh karena itu, orang-orang Barat mengatur strategi untuk menjatuhkan Presiden Soekarno.
Soeharto bersama dengan bantuan dari bangsa Barat mengatur skenario sedemikian rupa agar Soekarno dapat turun dari jabatannya. Dengan propanganda G30S/PKI, Seokarno dituduh beraliran komunis mengikuti PKI.  Hal ini menyebabkan banyak rakyat Indonesia menginginkan Presiden Soekarno turun dari jabatannya. Akhirnya, Soekarno mengajukan supersemar dan menyerahkan jabatan sementaranya kepada Presiden Soeharto. Berawal dari sana, Indonesia pun kembali jatuh dalam perangkat bangsa Barat.
Setelah Soeharto menjadi Presiden,ia mengutus dua wakilnya, Sultan Hamengkuwobono IX dan Malik untuk menghadiri Konferensi Swiss. Apa yang sebenarnya mereka lakukan disana ? Mereka hanya duduk mendengarkan keinginan bangsa-bangsa Barat dan dengan mudahnya mengabulkan keinginan-keinginan tersebut. Wakil dari Indonesia ini seolah-olah memberikan jalan kepada bangsa Barat untuk kembali menguasai Indonesia. Segala macam jenis tambang, mulai dari perak,emas,nikel,timah, hingga minyak  dijual begitu murah kepada bangsa Barat yang serakah.
Akibatnya Indonesia menjadi miskin, negara yang kaya ini tidak memiliki uang untuk mengelolah kekayaan alam mereka sendiri. Indonesia akhirnya terpaksa  berhutang pada Bank Dunia atau World Bank dan kepada IMF. Hutang negara Indonesia hingga saat ini semakin menumpuk, hingga sekarang Indonesia menjadi negara miskin yang memiliki banyak hutang.
World Bank dan IMF, dua organisasi dunia ini mempunyai misi mulia untuk dunia. Organisasi ini dibentuk dengan tujuan untuk membantu masyarakat diseluruh belahan dunia, terutama negara-negara miskin. Sayangnya, pernyataan-pernyataan seperti itu adalah palsu. Kenyataannya, World Bank dan IMF dibangun dengan tujuan untuk membangun ekonomi Eropa.
Kenyataan tersebut dapat dijelaskan dengan kondisi yang lagi-lagi dialami oleh Bangsa Indonesia. Hal ini dimulai dari Soeharto yang meminjam uang kepada World Bank, yang katanya meminjam uang untuk membangun ekonomi Indonesia. Tetapi, setelah ditelusuri 1/3 dari uang yang dipinjam tersebut, yaitu sebesar 80 triliyun rupiah ternyata mengalir ke dana pribadi milik Soeharto.
Mirisnya, rakyat Indonesia yang tidak tahu apa-apa dan tidak bersalah ini harus menanggung semua hutang yang dipinjam oleh Koruptor paling ulung dan pembunuh paling kejam di dunia, Soeharto. Banyak uang rakyat Indonesia yang masuk ke dana pribadi Soeharto, bahkan rakyat Indonesia secara tidak langsung memberi uang kepada anak perempuan Soeharto lewat membayar uang dijalan tol.
Anehnya, World Bank tidak menangkap hal ini dan ikut tertipu oleh Soeharto, dana yang diselundupkan sebesar itu tidak diberitahukan pada dunia. Yang diketahui oleh World Bank adalah berita pada tahun 1997 dengan judul “Ekonomi Indonesia berhasil dan dapat dikatakan sukses dibawah pimpinan Soeharto.“ Padahal, realitanya selama 3 dekade Indonesia telah menumpuk hutang sebesar 10 milyar rupiah. Pertukaran rupiah dan Dollar melonjak begitu tinggi, dari 2500 rupiah/dollar menjadi 10000 rupiah/dollar. Hal ini juga yang menyebabkan upah buruh tidak pernah dinaikan karena syarat dari naiknya upah buruh adalah naiknya devaluasi rupiah. Hingga sekarang, perekonomian Indonesia masih saja buruk. Nilai tukar rupiah tidak stabil, laju inflasi menurun dan kondisi ekonomi pernah ada dititik minus.
Globalisasi yang dilakukan oleh World Bank dan IMF telah menyebabkan banyaknya krisis, privatisasi, dan pengangguran. Demi membayar hutang, sekarang pemerintah harus melakukan pemotongan subsidi mulai dari minyak,bahan pangan, dan lain-lain. Pemotongan-pemotongan ini menyebabkan rakyat Indonesia tidak mendapatkan pelayanan yang memadai dari negara, layanan kesehatan menjadi minim dan pendidikan menjadi mahal. Kemelaratan dan ketimpangan ekonomi terjadi di Indonesia. Masyarakat yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Anak-anak SMA di Kota dan anak-anak SMA di Desa terlihat sangat jauh berbeda ketika ditanya tentang sistem ekonomi Pancasila. Anak-anak SMA di kota merasa baik-baik saja dan tidak ada yang salah dengan ekonomi di Indonesia, mereka merasa semuanya malah membaik, sebenarnya membaiknya itu hanya untuk mereka. Bagaimana dengan anak-anak di desa ? mereka terlihat sangat paham mengenai kondisi ekonomi Indonesia dan kesalahan-kesalahan yang dilakukan pemerintah.
Hal yang lebih buruk terjadi saat ini, akibat dampak dari globalisasi adalah hilangnya lahan pertanian yang sejatinya menjadi sumber penghidupan rakyat Indonesia. Semua lahan digunakan bangsa asing untuk membangun usaha mereka. Lantas, bagaimana nasib petani ? ditambah harga beras murah, tidak sebanding dengan mahalnya harga padi. Akibatnya, orang-orang di Desa malas untuk bertani. Mereka lebih memilih merantau ke kota. Tetapi, dengan minimnya pendidikan dan kemampuan, mereka kebanyakan menjadi gelandangan di tengah-tengah kota. Sedangkan,lahan pertanian mereka di desa tidak pernah terurus.
World Bank dan IMF yang dibentuk dengan tujuan membantu negara-negara miskin, malah sebaliknya, membuat negara-negara menjadi miskin. Sama seperti World Bank, IMF katanya masuk ke Indonesia dengan tujuan untuk membantu Indonesia, yaitu dengan menghilangkan korupsi. Tetapi, ujung-ujungnya sama saja, IMF malah menyengsarakan rakyat Indonesia. Pendidikan di Indonesia menjadi semakin mahal karena uang subsidi dipotong demi membayar hutang. Hal ini menyebabkan warga Indonesia hidup tanpa adanya kemajuan. Mengapa ? jika dilogikakan, jika warga Indonesia memiliki banyak anak, tentu semakin banyak biaya yang harus mereka keluarkan untuk membayar uang sekolah. Uang yang awalnya untuk makan 3 kali sehari, kini digunakan untuk membayar sekolah. Sehingga, mereka hanya makan 2 kali sehari atau mereka dapat makan 3 kali sehari tetapi dengan mengurangi asupan gizi mereka. Kurangnya makan atau asupan gizi menyebabkan rakyat tidak memiliki tenaga untuk bekerja,  mereka  pun menjadi semakin lemah dan miskin.
Hal-hal kejam seperti ini sangat jarang diberitakan oleh media. Globalisasi dianggap sebagai suatu yang positif, padahal banyak memberikan sisi negatif. Pada awal terbentuk globalisasi sebenarnya telah banyak rakyat dari seluruh dunia yang menentang. Tetapi, hal ini tidak pernah digubris. World Bank, IMF, dan WTO harusnya sejak dahulu diturunkan.
Mengapa rakyat Indonesia yang bahkan tidak pernah merasakan uang pinjaman dari World Bank dan IMF harus membayar hutang ? mengapa negara miskin seperti Indonesia harus menyetor uang jutaan dollar ke negara-negara kaya ? Hutang ini harusnya dihapuskan. Jika tidak, bagaimana Indonesia akan maju ? Rakyat harusnya tidak diam saja dizodlimi oleh bangsa Barat. Indonesia perlu berubah. Semua negara yang menjadi korban harus berani bertindak,protes,dan melakukan sesuatu. Kemiskinan ini bukan sesuatu yang diturunkan, diwariskan oleh Tuhan, kemudian dipasrahkan. Kemiskinan ini bisa dirubah, kekejaman itu dapat dilawan, dan kejayaan itu tentu dapat diperoleh kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar