Reviu Film : The New Rules of the
World
Film ini menunjukan betapa mengenaskannya fakta dunia
mengenai Globalisasi. Globalisasi yang
katanya mensejahterahkan, mengagungkan keadilan bagi seluruh umat manusia tanpa
memperdulikan ras,suku,bangsa, dan budaya, ternyata malah menindas dan
menghancurkan banyak negara, terutama negara-negara miskin.
Salah satu negara yang ditindas itu adalah Indonesia.
Fakta bahwa Indonesia merdeka sejak tahun 1945 hingga sekarang adalah palsu.
Indonesia sesungguhnya masih dijajah oleh negara-negara asing yang mengambil
alih banyak sekali sumber daya alam yang seharusnya milik rakyat Indonesia.
Indonesia yang sebenarnya kaya akan sumber daya alam dibandingkan negara
manapun didunia, kini menjadi negara yang miskin dan mengemis.
Indonesia dikenal oleh masyarakat luar, terutama
pengusaha-pengusaha asing sebagai negara yang memiliki upah buruh yang paling
rendah. Dikarenakan banyak rakyatnya yang miskin dan banyaknya pengangguran,
mereka rela bekerja apapun dengan gaji berapapun. Peraturan pemerintah mengenai
upah buruh juga seolah memberi jalan bagi perusahaan asing untuk semakin meraup untung di Indonesia. Segala macam produk-produk terkenal, seperti
Nike dan Adidas, banyak diproduksi di Indonesia dengan upah buruh yang sangat
rendah, tetapi dijual dengan harga yang sangat tinggi. Contohnya salah satu
celana bermerk yang di produksi di Indonesia, dijual dengan harga pasaran
sebesar 1,4 juta rupiah per celana dan satu buruh dapat memproduksi minimal
3000 celana per harinya. Tetapi berapa keuntungan yang mereka dapat ? mereka
gaji mereka ? hanya 5000 perak per hari. Sangat-sangat tidak sebanding. Bahkan para buruh dipekerjakan dengan sangat
tidak manusiawi. Mereka bekerja 60 jam/minggu. Dari jam 8 pagi hingga 12
malam. Bahkan ada buruh yang bekerja
seharian, tanpa diperbolehkan duduk.
Perusahaan asing dengan mudahnya mendirikan
usaha-usahanya dan mengelolah sumber daya alam. Dikarenakan tidak adanya
relokasi perdagangan,mereka seenaknya membangun banyak bangunan dan pabrik. Di
Indonesia terutama Jakarta, dibangun berbagai macam bangunan, mulai dari
toko-toko bangunan, perusahaan minyak,jalan tol dan hotel-hotel mewah. Padahal
banyak yang tidak mengetahui, semua itu bisa dibangun berdasarkan pembunuhan
massal 1 juta manusia yang terjadi pada masa Presiden Soeharto berpuluh-puluh tahun yang lalu. Malangnya,
peristiwa ini jarang sekali dibahas, ditambah dengan sedikitnya bukti dari
peristiwa ini. Faktanya, Presiden Soeharto dengan bantuan dari orang-orang
Barat dengan kejam membunuh rakyatnya sendiri. Pada masa Soeharto semua rakyat
yang menentang pemerintah, dibunuh. Soeharto juga membunuh orang-orang penting
yang mendukung Soekarno. Beginilah cerita mengerikan Indonesia pasca yang
katanya sudah merdeka.
Sejatinya, bagaimana hal ini bisa terjadi ? Setelah
lepas dari jajahan Belanda dan Jepang, mengapa Indonesia begitu mudah direngut
lagi kekayaan dan kejayaannya ? Film ini mengungkapkan hal-hal yang selama ini
tidak banyak orang ketahui, bahkan mungkin oleh masyarakat Indonesia sendiri.
Film ini mengungkapkan fakta dan sejarah mengapa Indonesia menjadi negara yang
begitu miskin hingga sekarang.
Indonesia telah dijajah oleh Belanda selama kurang
lebih 300 tahun lamanya. Waktu ini bukan waktu yang singkat. Waktu ini tidak
hanya merenggut kekayaan alam, tetapi malangnya, juga merenggut jati diri
bangsa Indonesia. Mungkin hal inilah yang menyebabkan rakyat Indonesia sampai
sekarang sangat mudah terpengaruh oleh ajakan-ajakan,berita-berita dan
propaganda yang menyesatkan.
Sebenarnya, sejak Indonesia merdeka 1945, Soekarno
dapat memimpin bangsa Indonesia dengan baik dan tegas. Presiden Soekarno tidak
membiarkan sembarangan perusahaan asing masuk ke Indonesia. Semua orang asing
yang masuk dan ingin mendirikan perusahaan di Indonesia, harus membagi hasil
usahanya, 40% untuk Indonesia dan 60%
untuk perusahaan tersebut. 40 % untuk Indonesia tersebut dihitung menggunakan Dollar
dan 60 % dihitung menggunakan Rupiah. Hal ini menyebabkan bangsa Barat yang
sangat ingin menguasai kekayaan alam Indonesia kebingungan, mereka tidak akan
mendapatkan keuntungan yang besar jika menggunakan kebijakan Presiden Soekarno
tersebut. Oleh karena itu, orang-orang Barat mengatur strategi untuk
menjatuhkan Presiden Soekarno.
Soeharto bersama dengan bantuan dari bangsa Barat
mengatur skenario sedemikian rupa agar Soekarno dapat turun dari jabatannya.
Dengan propanganda G30S/PKI, Seokarno dituduh beraliran komunis mengikuti
PKI. Hal ini menyebabkan banyak rakyat
Indonesia menginginkan Presiden Soekarno turun dari jabatannya. Akhirnya,
Soekarno mengajukan supersemar dan menyerahkan jabatan sementaranya kepada
Presiden Soeharto. Berawal dari sana, Indonesia pun kembali jatuh dalam
perangkat bangsa Barat.
Setelah Soeharto menjadi Presiden,ia mengutus dua
wakilnya, Sultan Hamengkuwobono IX dan Malik untuk menghadiri Konferensi Swiss.
Apa yang sebenarnya mereka lakukan disana ? Mereka hanya duduk mendengarkan
keinginan bangsa-bangsa Barat dan dengan mudahnya mengabulkan
keinginan-keinginan tersebut. Wakil dari Indonesia ini seolah-olah memberikan
jalan kepada bangsa Barat untuk kembali menguasai Indonesia. Segala macam jenis
tambang, mulai dari perak,emas,nikel,timah, hingga minyak dijual begitu murah kepada bangsa Barat yang
serakah.
Akibatnya Indonesia menjadi miskin, negara yang kaya
ini tidak memiliki uang untuk mengelolah kekayaan alam mereka sendiri.
Indonesia akhirnya terpaksa berhutang
pada Bank Dunia atau World Bank dan kepada IMF. Hutang negara Indonesia hingga
saat ini semakin menumpuk, hingga sekarang Indonesia menjadi negara miskin yang
memiliki banyak hutang.
World Bank dan IMF, dua organisasi dunia ini mempunyai
misi mulia untuk dunia. Organisasi ini dibentuk dengan tujuan untuk membantu
masyarakat diseluruh belahan dunia, terutama negara-negara miskin. Sayangnya,
pernyataan-pernyataan seperti itu adalah palsu. Kenyataannya, World Bank dan
IMF dibangun dengan tujuan untuk membangun ekonomi Eropa.
Kenyataan tersebut dapat dijelaskan dengan kondisi yang
lagi-lagi dialami oleh Bangsa Indonesia. Hal ini dimulai dari Soeharto yang
meminjam uang kepada World Bank, yang katanya meminjam uang untuk membangun
ekonomi Indonesia. Tetapi, setelah ditelusuri 1/3 dari uang yang dipinjam
tersebut, yaitu sebesar 80 triliyun rupiah ternyata mengalir ke dana pribadi
milik Soeharto.
Mirisnya, rakyat Indonesia yang tidak tahu apa-apa dan
tidak bersalah ini harus menanggung semua hutang yang dipinjam oleh Koruptor
paling ulung dan pembunuh paling kejam di dunia, Soeharto. Banyak uang rakyat
Indonesia yang masuk ke dana pribadi Soeharto, bahkan rakyat Indonesia secara
tidak langsung memberi uang kepada anak perempuan Soeharto lewat membayar uang
dijalan tol.
Anehnya, World Bank tidak menangkap hal ini dan ikut
tertipu oleh Soeharto, dana yang diselundupkan sebesar itu tidak diberitahukan
pada dunia. Yang diketahui oleh World Bank adalah berita pada tahun 1997 dengan
judul “Ekonomi Indonesia berhasil dan dapat dikatakan sukses dibawah pimpinan
Soeharto.“ Padahal, realitanya selama 3 dekade Indonesia telah menumpuk hutang
sebesar 10 milyar rupiah. Pertukaran rupiah dan Dollar melonjak begitu tinggi,
dari 2500 rupiah/dollar menjadi 10000 rupiah/dollar. Hal ini juga yang
menyebabkan upah buruh tidak pernah dinaikan karena syarat dari naiknya upah
buruh adalah naiknya devaluasi rupiah. Hingga sekarang, perekonomian Indonesia
masih saja buruk. Nilai tukar rupiah tidak stabil, laju inflasi menurun dan
kondisi ekonomi pernah ada dititik minus.
Globalisasi yang dilakukan oleh World Bank dan IMF
telah menyebabkan banyaknya krisis, privatisasi, dan pengangguran. Demi
membayar hutang, sekarang pemerintah harus melakukan pemotongan subsidi mulai
dari minyak,bahan pangan, dan lain-lain. Pemotongan-pemotongan ini menyebabkan
rakyat Indonesia tidak mendapatkan pelayanan yang memadai dari negara, layanan
kesehatan menjadi minim dan pendidikan menjadi mahal. Kemelaratan dan
ketimpangan ekonomi terjadi di Indonesia. Masyarakat yang kaya semakin kaya dan
yang miskin semakin miskin. Anak-anak SMA di Kota dan anak-anak SMA di Desa
terlihat sangat jauh berbeda ketika ditanya tentang sistem ekonomi Pancasila.
Anak-anak SMA di kota merasa baik-baik saja dan tidak ada yang salah dengan
ekonomi di Indonesia, mereka merasa semuanya malah membaik, sebenarnya
membaiknya itu hanya untuk mereka. Bagaimana dengan anak-anak di desa ? mereka
terlihat sangat paham mengenai kondisi ekonomi Indonesia dan
kesalahan-kesalahan yang dilakukan pemerintah.
Hal yang lebih buruk terjadi saat ini, akibat dampak
dari globalisasi adalah hilangnya lahan pertanian yang sejatinya menjadi sumber
penghidupan rakyat Indonesia. Semua lahan digunakan bangsa asing untuk
membangun usaha mereka. Lantas, bagaimana nasib petani ? ditambah harga beras
murah, tidak sebanding dengan mahalnya harga padi. Akibatnya, orang-orang di
Desa malas untuk bertani. Mereka lebih memilih merantau ke kota. Tetapi, dengan
minimnya pendidikan dan kemampuan, mereka kebanyakan menjadi gelandangan di
tengah-tengah kota. Sedangkan,lahan pertanian mereka di desa tidak pernah
terurus.
World Bank dan IMF yang dibentuk dengan tujuan membantu
negara-negara miskin, malah sebaliknya, membuat negara-negara menjadi miskin. Sama
seperti World Bank, IMF katanya masuk ke Indonesia dengan tujuan untuk membantu
Indonesia, yaitu dengan menghilangkan korupsi. Tetapi, ujung-ujungnya sama
saja, IMF malah menyengsarakan rakyat Indonesia. Pendidikan di Indonesia
menjadi semakin mahal karena uang subsidi dipotong demi membayar hutang. Hal
ini menyebabkan warga Indonesia hidup tanpa adanya kemajuan. Mengapa ? jika
dilogikakan, jika warga Indonesia memiliki banyak anak, tentu semakin banyak
biaya yang harus mereka keluarkan untuk membayar uang sekolah. Uang yang
awalnya untuk makan 3 kali sehari, kini digunakan untuk membayar sekolah.
Sehingga, mereka hanya makan 2 kali sehari atau mereka dapat makan 3 kali
sehari tetapi dengan mengurangi asupan gizi mereka. Kurangnya makan atau asupan
gizi menyebabkan rakyat tidak memiliki tenaga untuk bekerja, mereka pun menjadi semakin lemah dan miskin.
Hal-hal kejam seperti ini sangat jarang diberitakan
oleh media. Globalisasi dianggap sebagai suatu yang positif, padahal banyak
memberikan sisi negatif. Pada awal terbentuk globalisasi sebenarnya telah
banyak rakyat dari seluruh dunia yang menentang. Tetapi, hal ini tidak pernah
digubris. World Bank, IMF, dan WTO harusnya sejak dahulu diturunkan.
Mengapa rakyat Indonesia yang bahkan tidak pernah
merasakan uang pinjaman dari World Bank dan IMF harus membayar hutang ? mengapa
negara miskin seperti Indonesia harus menyetor uang jutaan dollar ke negara-negara
kaya ? Hutang ini harusnya dihapuskan. Jika tidak, bagaimana Indonesia akan
maju ? Rakyat harusnya tidak diam saja dizodlimi oleh bangsa Barat. Indonesia
perlu berubah. Semua negara yang menjadi korban harus berani
bertindak,protes,dan melakukan sesuatu. Kemiskinan ini bukan sesuatu yang
diturunkan, diwariskan oleh Tuhan, kemudian dipasrahkan. Kemiskinan ini bisa dirubah,
kekejaman itu dapat dilawan, dan kejayaan itu tentu dapat diperoleh kembali.