Aku adalah seorang anak perempuan pertama.
Mama ku seorang PNS, Kalau Ayahku dia dulu adalah pegawai swasta, namun karena tergerus oleh jaman, sekarang beliau menganggur.
Menjadi Ayah atau menjadi Ibu bukanlah peran yang mudah.
Ada tanggung jawab besar yang dipikul dari semenjak anak itu ada.
Aku juga calon seorang Ibu, aku memahami anak yang ada dalam perutku ini perlu aku jaga seumur hidupku dengan sebaik mungkin, karena Ia adalah anugrah dan titipin dari Tuhan untukku.
Amanah yang sangat besar sekali.
Tapi, di satu sisi aku juga sangat kecewa dengan sosok Ayah.
Aku memiliki Ayah yang tidak menjalankan perannya sebagai seorang Ayah.
Aku sudah berusaha menerima dari dulu. Aku berusaha memahami, tapi aku tetap saja kecewa.
Aku seringkali mengatakan kepada diriku bahwa Ayah sudah mencoba yang terbaik, tapi berulang kali pula diriku menolak dan mengatakan bahwa Ayah tidak cukup baik, dulu mungkin Iya, tapi sekarang beliau lepas tanggung jawab.
Aku memang sudah bekerja, sudah dewasa. Aku tidak perlu dinafkahi lagi, bahkan semenjak masih kuliah pun aku selalu berusaha mandiri.
Aku tidak lantas berpangku tangan mengharapkan uang orang tua.
Tapi, Bagaimana dengan Mama ku?
Aku kasian dengan Mama.
Bukankah dia masih berhak atas nafkah selama suaminya masih ada dan masih sehat ?
Mama yang mengcover semua kebutuhan keluarga semenjak papa kehilangan pekerjaan.
Mulai dari biaya kuliah sampai kebutuhan sehari-hari aku dan adikku.
Sampai-sampai mungkin mama nggak sempat membahagiakan diri sendiri.
Terus papa ngapain?
Masak, beres-beres rumah.
Yup, mereka seperti bertukar peran.
Aku benci Ayah yang menghabiskan waktunya untuk berberes itu.
Menurutku laki-laki yang beres-beres rumah itu nggak banget, dia sebenernya nggak tau apa yang harus dilakukan terlebih dahulu, nggak tau cara stok barang dan nggak tau cara berhemat !
Yang ada, kalau laki-laki disuruh urus rumah tangga, rumah tangganya makin ancur lebur.
Boros. dikit-dikit papa ku minta uang bua beli kebutuhan rumah tangga.
Dulu, papa ku pernah nampar aku karena aku terlalu terus terang sama dia.
Mama ketika marah dan mengeluh karena nggak dikasih uang sama papa atau ketika papa beres-beresnya nggak bener, papa juga bukannya sadar diri dan berubah tapi malah ngambek.
YA ! Ngambek ! Seolah-olah dia nggak mau disalahkan !
Aku benci laki-laki seperti itu. Aku ga butuh dia beres-beres rumah, aku butuh dia kerja, cari uang yang banyak buat cover 1 keluarga !
bukannya tiap hari goreng telur di dapur, iya, cuma itu yang dia bisa masak. makanya aku benci ketika dia ngurusin rumah dan masak, nggak guna !
beres - beresnya juga ngak bersih !
aku kalau ngomong gini depan dia, pasti dia marah, merasa seolah-olah dia nggak dihargai . lah pantas memang ! memangnya dia ngasih nafkah berapa sampai harus dihargai ?
Akhirnya sampai hari ini aku memilih diam, yang aku tau seorang laki-laki tetaplah berperan mencari nafkah meski istri bisa cari uang .
istri itu sifatnya hanya membantu, bukan memikul semuanya !
harusnya laki-laki sadari tu, tapi aku udah males ngomong sama orang kayak papa ku yang nggak kunjung sadar .
saat aku browsing peran ayah aja yang muncul gini :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar